Showing posts with label teori berternak. Show all posts
Showing posts with label teori berternak. Show all posts

08 February 2014

Teori Teknik Beternak (Breeding Theory) Bagian II

Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II
  1. Cross breed I
    Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
    Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dengan  kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam pelung juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam karakternya. Misalkan ingin punya ayam dengan  suara kebat, maka carilah ayam juara yang  karakternya kebat. Kemudian cari juga pasangan betinanya yang  keturunan ayam kebat.
    Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dengan  karakter kebat secara merata pada anakannya.
    Cross breed 1 ini dianggap tahap yang  paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yang  bisa membuang waktu percuma.
  2. Inbreed :
    Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yang  menyatukan sifat2 positif yang  dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).
    Hasil inilah yang  disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yang  sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi ayam kontes. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
  3. Line breed :
    Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dengan  line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dengan  paman yang  punya karakter kebat, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dengan  karakter kebat yang  sangat dominan. Mungkin inilah yang  dimaksud oleh Steven sebagai 'super breed'. Yaitu ayam yang  memiliki daya turun breeding yang  kuat thdp anak2nya.
  4. Cross breed 2 :
    Super breed ini boleh dicoba utk disilang dengan  ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dengan  ayam lain yang  kebat, hasilnya pasti ayam dengan  kebat sempurna. Kalau di cross dengan  ayam yang  sifatnya agak berbeda, karakter misalnya- maka karakter kebatnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dengan karakter kebat dan karakter lain. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
BERSAMBUNG

06 February 2014

Teori Teknik Beternak (Breeding Theory) Bagian I


Kenapa ternak kita hasilnya acak-acakan dan banyak yang grewek, cekewew dan lalu berakhir di penggorengan?!?
Hasil tidak seragam, dan kualitas mutunya lambat laun terasa semakin menurun?!?
Kebanyakan peternak di Indonesia sangat fanatik dengan  trah juara. Juara VS Juara, tapi anakannya tidak ada yang  juara… Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri...

Salah satu penyebabnya mungkin karna indukan kita geno-typenya tidak seragam alias acak-acakan. Itulah sebabnya diperlukan ternak dengan  "rekayasa genetik" untuk menyeragamkan geno-type melalui proses ternak yang  lebih terpadu, tersistematis atau terpola dengan baik. Bukan sekedar ayam bagus saja.

Buat dulur pelungers sekalian, ini ada sedikit artikel mengenai teknik2 breeding (beternak) dengan  cara yang  lebih sistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’.
Mungkin saja diantara dulur pelungers ada yang  lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yang  lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak ayam pelung yang  baik dengan  teknik modern sesuai dengan  teori genetika.

Sebelum dilanjut, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yang  ada dalam artikel ini agar tidak  terjadi salah penafsiran.

  • Inbreed : Perkawinan antara dua individu yang  memiliki hubungan darah sangat dekat. Contoh : Ibu x  anak, Bapak x  anak,  dan anak x anak.
  • Line breed : Perkawinan dua individu yang  memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek x cucu, paman x keponakan, dll.
  • Cross breed : Perkawinan antara 2 individu yang  tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
  • Super breed : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
  • Super fight : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/kontes.

Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dengan  pengalamannya beternak merpati pos di Eropa sana. Dituangkan dalam buku berjudul Mini Course The Art of Breeding.
Meskipun hewan yang  digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan.

Berikut ringkasannya :

Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : "population genetics".
Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.

Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yang  dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dengan  detail.
Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!

Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yang  nantinya ingin kita hasilkan.

Berikut penerapannya di lapangan :

Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II

BERSAMBUNG

05 February 2014

Cara Mencetak Ayam Pelung Berkualitas

Mencetak Ayam Pelung Berkualita
  1. Yakinkan materi ternaknya adalah dari Trah, nashab yang kita maksud, bukan kata orang atau melalui perantara yang semata2 mencari keuntungan secara Ekonomi.
  2. Siapkan Betina dari Trah yang kita inginkan, berkaitan dgn point 1, tapi dari Kualitas no. 1 nya bukan dari ternak yang biasa saja, walaupun trah yang kita maksud.
  3. Pejantan dari trah yang berkaitan dgn point 1 bahkan sudah terbukti di arena kontes secara mental bukan sekedar JAWARA, krn jawara bisa dipermainkan di jaman sekarang. Kualitas dasar suara, angkatan hingga ujung lengkap.
  4. Runut silsilah dsri indukan dan pejantan minimal hingga 2-3 generasi ke atas, kakek dan neneknya, usahakan tidsk luput dari pengamatan, karena terselip gen A akan diwarisi sekian persen ke anak cucunya.
  5. Jika 4 point diatas sudah kita kuasai, silahkan lakukan breeding dan pencatatan, usahakan punya betina 2-3 ekor dengan prediksi kualitas yang TOP.
  6. Catatan untuk mengetahui pihak mana diantara Pejantan atau betina2 yang memiliki sifat RESESIF atau DOMINAN, dari catatan diatas selama beberapa periode penetasan akan diketahui seberapa Level dari kualitas si AP yang kita hasilkan. 
  7. Gunakan teori breeding sebagai acuan
Jika ini terlalu lama utk anda, short cut carilah betina2 unggulan yang sudah beberapa kali menurunkan anak2 Jawara dgn kriteria pejantan dicatat. Jadi ada catatan sendiri utk betina unggulan dominan atau resesifnya.
a) Jika anakan lebih BAIK dsri pejantan maka betina itu unggulan, dominan.
b) Jika anqkan mirip dassr suara, lagu dsb dgn bapaknya, maka pejantan itu dominan.
c) Jika berbeda jauh dg bapaknya tapi bagus, indukan dominan dengan gen bagus.
d) Jika ananakan jauh dari bapaknya, kualitas berkurang, betina itu dominan dg gen kurang baik. Potong aja jika spt itu. (Oleh : Hendi Gumilar)

Main Ads HIPJAT

Cari