15 February 2014

Sejarah ayam Pelung

Ayam Pelung


ayam pelung
Ayam Pelung adalah plasma nutfah asli Indonesia

Bunikasih , nama salah satu Kampung di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Kampung ini terletak di kaki Gunung Gede, dengan udara sejuk dan dikelilingi area pesawahan yang luas serta di aliri sungai-sungai yang berair jernih. Sejak Tahun 1700-an di Kampung ini terdapat Pesantren Bunikasih yang di pimpin oleh KH Muhammad Soheh dan mempunyai Santri/Anak Didik dengan jumlah banyak yang datang dari berbagai Daerah , terutama dari sekitar Cianjur, Jawa Tengah  dan Daerah Banten untuk belajar dan menuntut ilmu keagamaan . Sekitar tahun 1850-an , seorang Ulama dan ahli Kebathinan yang bernama Mama Djarkasih ketika pergi keladang untuk bercocok tanam, beliau menemukan seekor anak Ayam yang turundul (Berbulu Jarang). Kemudian, Beliau menbawa dan memelihara Ayam tersebut . Setelah dewasa, Ayam ini ternyata berbeda dengan Ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu.
 Banyak orang yang kagum pada suara dan tubuhnya yang gagah tinggi besar. Mereka kemudian menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung. Mama Djarkasih kemudian mengawinkan dengan ayam betina yang berbadan besar agar ayam yang bersuara merdu ini mempunyai keturunan yang unggul. Para Santri yang berasal dari Daerah lain setelah menyelesaikan pendidikan di Pesantren Bunikasih itu banyak yang membawa keturunan kawinan Ayam Pelung tersebut sebagai oleh-oleh ketika pulang ke Daerah masing-masing. Karna suaranya yang panjang dan merdu, di sertai postur tubuh tinggi dan besar menyiratkan sosok yang gagah, pada masa itu Ayam Pelung banyak di pelihara dan di jadikan sebagai hewan kesayangan para Bangsawan, Pejabat dan ulama, bahkan dari tahun ke tahun perkembangan dan penyebaran ayam pelung ini tidak terbatas pada kalangan bangsawan saja namun di minati dan di pelihara oleh masyarakat kebanyakan. Sejak saat itu selain di Cianjur, ayam pelung telah menyebar dan berkembang ke daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti Sukabumi, Bandung, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, DKI Jakarta, Tanggerang dan Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan ke seluruh pelosok nusantara. Pada tahun 1976 atas dorongan Bupati Cianjur saat itu Bapak Ir. H. Adjat Sudrajat Sudiraharja dan kepala Dinas peternakan Cianjur Ir. H Dedi Sobandi beserta para tokoh ayam pelung diantaranya H.Bustomi, H.Jaelani, H.Wasid, Anang Sungkawa, Mualim Dadang dan tokoh lainnya mendirikan HIPPAP (Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung) di Cianjur. Organisasi ini bersipat lokal dan kegiatanya terbatas di lingkup Cianjur merupakan cikal bakal terbuntuknya HIPPAPI.
     Sesuai dengan perkembangannya yang pesat, pada tahun 1992 atas prakarsa Prof.Dr.Ir.H Gunawan Satari, Msc. HIPPAPI Sebagai organisasi dan wadah para peternak dan penggemar ayam pelung di cianjur, berubah menjadi Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung Indonesia (HIPPAPI) Setelah berubah sekala organisasinya menjadi sekala Nasional yang di ikuti oleh terbentuknya HIPPAPI Provinsi dan HIPPAPI kabupaten atau cabang.

14 February 2014

Jamu (Ramuan Herbal) Untuk Ayam Pelung


1. RAMUAN MUSIM HUJAN
Untuk menjaga kebugaran tubuh di musim hujan, beberapa macam jenis jamu :

A. Jahe segar 100gr diparut lembut dan dicampur air 0,1 liter, lalu disaring. Air saringan diberikan setiap pagi 1 sendok makan utk ayam dewasa.

B. Beras 100gr direndam, lalu ditumbuk halus bersama cabe rawit merah 50 gr hingga halus. Setiap 1 sendok makan ramuan dapat diberikan utk 5 ek Ayam Pelung dewasa. Dapat dilakukan cukup sekali sebulan.

2. KANIBAL
Biasanya anak ayam kanibak suka mematuk jsri kaki, ekor dan jengger.
Penyebab kanibal krn populasi kandang terlalu padat.
PENGOBATAN : campurkan garam dapur 3% selama 3 hari berturut2.
Cara lain dgn melarutkan garam dapur 1-3% dalam air minum dan diberikan selama 3 hsri berturut2. Siang hari, ayam sebaiknya diberi hijauan spt tauge secukupnya.

3. PILEK
Pengobatan :
A. Asam jawa 50gr, minyak kelapa 100 gr, dan garam dapur 10gr dicampur, lalu dibentuk jadi pil sebesar jari. Pil disuapkan setiap sore, hingga pilek sembuh.
B. Tepung beras secangkir dan 100gr kencur ditumbuk sampai lumat sambil diberi air sedikit hingga jadi adonan. Lalu dibentuk dibentuk spt pil, dijemur hingga kering. Diberikan setiap pagi dan sore 2x1.

4. CACAR/FOWL POX atau CHICKEN POX
GEJALA : Kulit yg tidak ditumbuhi bulu spt jengger, pial, kelopak mata, lubang hidung, kaki, tampak adanya spt kutil berwarna hitam.
Ramuannya :
A. KUNYIT dibelah dan dioleskan pada bagian tubuh yg terkena cacar. Sebelumnya cacar dikorek/dikope atau dilukai, selama pengobatan ayam dikurung 1-2 hari.
B. MENGKUDU sebesar ibujari diiris2 atau diparut, lalu disuapkan pada ayam. Pengobatan ini dilakukan 1x sehari selama 3 hari berturut2. Pada hsri ke 5 cacar akan mengering dsn rontok sendiri.

5. DIARE
Berupa berak hijau, mencret krn kolera, atau pencernaan lain. Kotorannya sgt berbau.
Pengobatan :
Ramuan bawang putih 0,5 kg
Kencur 0,5 kg
Jahe 0,5 kg
Kunyit 0,5 kg
Lengkuas 0,5 kg
Daun sirih 10 lembar dan air.
Semua bahan diblender hingga halus tambahkan EM-4 ... 4 ml.
Dosis 5 sendok makan = 50 cc ramuan dicampur 5 sendok makan tetes/molase san 10 liter air minum.

Saduran dari buku JAMU UNTUK TERNAK Ayam Pelung

08 February 2014

Teori Teknik Beternak (Breeding Theory) Bagian II

Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II
  1. Cross breed I
    Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
    Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dengan  kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam pelung juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam karakternya. Misalkan ingin punya ayam dengan  suara kebat, maka carilah ayam juara yang  karakternya kebat. Kemudian cari juga pasangan betinanya yang  keturunan ayam kebat.
    Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dengan  karakter kebat secara merata pada anakannya.
    Cross breed 1 ini dianggap tahap yang  paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yang  bisa membuang waktu percuma.
  2. Inbreed :
    Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yang  menyatukan sifat2 positif yang  dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).
    Hasil inilah yang  disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yang  sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi ayam kontes. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
  3. Line breed :
    Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dengan  line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dengan  paman yang  punya karakter kebat, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dengan  karakter kebat yang  sangat dominan. Mungkin inilah yang  dimaksud oleh Steven sebagai 'super breed'. Yaitu ayam yang  memiliki daya turun breeding yang  kuat thdp anak2nya.
  4. Cross breed 2 :
    Super breed ini boleh dicoba utk disilang dengan  ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dengan  ayam lain yang  kebat, hasilnya pasti ayam dengan  kebat sempurna. Kalau di cross dengan  ayam yang  sifatnya agak berbeda, karakter misalnya- maka karakter kebatnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dengan karakter kebat dan karakter lain. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
BERSAMBUNG

06 February 2014

Teori Teknik Beternak (Breeding Theory) Bagian I


Kenapa ternak kita hasilnya acak-acakan dan banyak yang grewek, cekewew dan lalu berakhir di penggorengan?!?
Hasil tidak seragam, dan kualitas mutunya lambat laun terasa semakin menurun?!?
Kebanyakan peternak di Indonesia sangat fanatik dengan  trah juara. Juara VS Juara, tapi anakannya tidak ada yang  juara… Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri...

Salah satu penyebabnya mungkin karna indukan kita geno-typenya tidak seragam alias acak-acakan. Itulah sebabnya diperlukan ternak dengan  "rekayasa genetik" untuk menyeragamkan geno-type melalui proses ternak yang  lebih terpadu, tersistematis atau terpola dengan baik. Bukan sekedar ayam bagus saja.

Buat dulur pelungers sekalian, ini ada sedikit artikel mengenai teknik2 breeding (beternak) dengan  cara yang  lebih sistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’.
Mungkin saja diantara dulur pelungers ada yang  lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yang  lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak ayam pelung yang  baik dengan  teknik modern sesuai dengan  teori genetika.

Sebelum dilanjut, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yang  ada dalam artikel ini agar tidak  terjadi salah penafsiran.

  • Inbreed : Perkawinan antara dua individu yang  memiliki hubungan darah sangat dekat. Contoh : Ibu x  anak, Bapak x  anak,  dan anak x anak.
  • Line breed : Perkawinan dua individu yang  memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek x cucu, paman x keponakan, dll.
  • Cross breed : Perkawinan antara 2 individu yang  tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
  • Super breed : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
  • Super fight : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/kontes.

Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dengan  pengalamannya beternak merpati pos di Eropa sana. Dituangkan dalam buku berjudul Mini Course The Art of Breeding.
Meskipun hewan yang  digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan.

Berikut ringkasannya :

Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : "population genetics".
Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.

Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yang  dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dengan  detail.
Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!

Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yang  nantinya ingin kita hasilkan.

Berikut penerapannya di lapangan :

Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. cross breed II

BERSAMBUNG

EF (Ekstra Food) Untuk Ayam Pelung

Seputar Ektra Fooding :
  1. Pisang siem mengandung zat yang mengendorkan tekanan darah. Pisang siem, pepaya mateng membantu ngendorkan suara Ayam Pelung
  2. Nasi mengandung karbohidrat bermanfaat menaikan sedikit power. 
  3. Nasi aron bermanfaat membuat kencang powernya. Nasi bermanfaat untuk power tapi bisa dinetralkan dengan memberikan buah agar tidak over power. 
  4. Untuk mengendorkan suara juga harus memperhatikan takarannya, jangan sampai kebablasan yang akan mengakibatkan ayam tidak bitu atau suara tengah hilang tapi ujung ada karna akan percuma juga.

Menghilangkan Serak.
Langkah awal pagi-pagi siapkan nasi yang ditutupkan dengan daun kalingsir dan tutupin lagi dengan nasi (seperti sandwich nasi isi kalingsir hehe),  diatasnya lagi dedak yang sudah dihaluskan lalu siram dengan air panas secukupnya dan tutup yang rapat hingga dingin. Setelah dingin aduk-aduk dengan tangan hingga merata dan daunnya dibuang. Diberikan ke ayam sampai setengah isi tembolok, setelah itu ayam dilap pakai air hangat dan pijat dibagian leher dan atas kepala. Kemudian naikan ke ajeng lalu perhatikan sampai terdengar perbedaannya dan dilakukan berulang-ulang sampai hasil di harapkan.
Catatan: Perlakuan khusus ini tidak terlalu menurunkan tenaga secara drastis, hanya untuk mengendorkan suaranya dikit demi sedikit sampai ketemu angkatannya enak, tengahnya dapat ujungnya dapat. Biasanya menjadi agak terdengar lebih empuk dan terdengar sarinya tambah tebel.

Sumber : IPI (Istana Pelung Indonesia)

05 February 2014

Cara Mencetak Ayam Pelung Berkualitas

Mencetak Ayam Pelung Berkualita
  1. Yakinkan materi ternaknya adalah dari Trah, nashab yang kita maksud, bukan kata orang atau melalui perantara yang semata2 mencari keuntungan secara Ekonomi.
  2. Siapkan Betina dari Trah yang kita inginkan, berkaitan dgn point 1, tapi dari Kualitas no. 1 nya bukan dari ternak yang biasa saja, walaupun trah yang kita maksud.
  3. Pejantan dari trah yang berkaitan dgn point 1 bahkan sudah terbukti di arena kontes secara mental bukan sekedar JAWARA, krn jawara bisa dipermainkan di jaman sekarang. Kualitas dasar suara, angkatan hingga ujung lengkap.
  4. Runut silsilah dsri indukan dan pejantan minimal hingga 2-3 generasi ke atas, kakek dan neneknya, usahakan tidsk luput dari pengamatan, karena terselip gen A akan diwarisi sekian persen ke anak cucunya.
  5. Jika 4 point diatas sudah kita kuasai, silahkan lakukan breeding dan pencatatan, usahakan punya betina 2-3 ekor dengan prediksi kualitas yang TOP.
  6. Catatan untuk mengetahui pihak mana diantara Pejantan atau betina2 yang memiliki sifat RESESIF atau DOMINAN, dari catatan diatas selama beberapa periode penetasan akan diketahui seberapa Level dari kualitas si AP yang kita hasilkan. 
  7. Gunakan teori breeding sebagai acuan
Jika ini terlalu lama utk anda, short cut carilah betina2 unggulan yang sudah beberapa kali menurunkan anak2 Jawara dgn kriteria pejantan dicatat. Jadi ada catatan sendiri utk betina unggulan dominan atau resesifnya.
a) Jika anakan lebih BAIK dsri pejantan maka betina itu unggulan, dominan.
b) Jika anqkan mirip dassr suara, lagu dsb dgn bapaknya, maka pejantan itu dominan.
c) Jika berbeda jauh dg bapaknya tapi bagus, indukan dominan dengan gen bagus.
d) Jika ananakan jauh dari bapaknya, kualitas berkurang, betina itu dominan dg gen kurang baik. Potong aja jika spt itu. (Oleh : Hendi Gumilar)

Deskripsi Kriteria Suara Khas Ayam Pelung

DESKRIPSI KRITERIA SUARA KHAS AYAM PELUNG

1. DASAR SUARA : suara khas dari ayam pelung, ini yg membedakan dgn ayam2 lain. Kriteria yg baik harus didasari dgn huruf U, ini disebut bulat didukung harus bersih, empuk, bukan O,E atau EU, diperkuat dgn suara gema, gaung, echo, ibarat kita bersuara di dalam silnder atau bambu.

2. Suara Angkatan : suara awal dari koko ayam pelung. Kriteria yg baik hsrus bersih, lambat temponya, renggang ketukannya, deskripsi :
U - U - U = disebut semi kukudur.
U - EL - U = disebut Kukelur
U - EU = kuker.
Urutan deskripsi angkatan diatas dimulai dari yg terbaik.

3. SUARA TENGAH : suara sesudah angkatan dari kokok ayam pelung. Kriteria yg baik ditandai kenaikan nada, contoh u u u elllllll UUUUUUUUUUUUUUUUU, nah U besar itu adalah suara tengah, yg baik volumd lebih besar dari dasar suaranya., suara tengah disebut jg dengan istilah BITU.

4. UJUNG : Suara akhir atau ujung dari kokok ayam pelung yg ditandai dgn nada turun dan pelepasan napas.
Kriteria yg baik, nada turun tp ditahan dulu, baru dilepas, mesti bersih, dan besar.

5. IRAMA : Lagu atau irama dari kokok ayam pelung, terbentuk di suara tengah, kriteria yg baik yaitu bitu atau suara tengah yg digantung dulu setelah angkatan, baru di tengah agak ke ujung baru dibitukan dan ditahan, disebut dgn IRAMA SOPAN.

6. Gabungan atau Rangkaian nada dari suara awal hingga akhir dari kokok ayam pelung yang melibatkan kwalitas dasar suara, bersih tidaknya, empuk kerasnya, volume besar kecilnya, sari, lunyu atau tidaknya disebut dengan KESERASIAN.

Demikian Deskripsi sekilas Suara khas Ayam Pelung bagi yang ingin mengerti lebih tetang Ayam Pelung.
Mudah2an manfaat.
Sumber : Hendi Gumilar (Istana Pelung Indonesia)

Main Ads HIPJAT

Cari